JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung soal politik pecah belah saat menyampaikan pidato politik di HUT ke-51 PDIP bertajuk ‘Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang’ di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).
Mulanya Megawati menyampaikan bahwa banyak penjajah yang pernah singgah di Indonesia mengajarkan ajaran Divide et Impera alias politik pecah belah.
"Banyak lho penjajah itu mengajarkan kepada kita dengan nama Divide et Impera, memecah belah," kata Megawati.
Berangkat dari hal ini, Megawati kemudian mengatakan dihadapan perwakilan partai politik pengusung paslon Ganjar Pranowo - Mahfud MD dan petinggi-petinggi serta menteri dari PDIP yang hadir di ruangan, bahwa jika politik pecah belah itu bisa terjadi bagi kalangan elite, rakyat pun akan dengan mudah dipecah belah.
Terlebih lanjutnya, jika pemimpinnya sengaja dengan akalnya ikutan memecah belah karena sudah dimabukkan oleh kekuasaan.
"Kalau bisa saudara sendiri dipecah belah, apalagi rakyat dipecah belah.
Apalagi kalau pemimpinnya sengaja dengan yang namanya akal itu, juga memecah belah karena mabuk kekuasaan," kata Megawati.
Sehingga dirinya mengingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga persatuan dan memegang teguh Sesanti Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa yang pertama kali diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam kitab Kakawin Sutasoma.
"Jadi peganglah Sesanti Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, jadi tanpa pernah mundur sejengkal pun. Jadi Bhinneka Tunggal Ika itu satu, kok lupa ya," jelas Megawati.




